Wednesday, July 15, 2020

Sedang menulis pesan...

0

Ada sebuah kutipan kalimat yang aku suka dari buku milik penulis asal Palembang, Bella ZMR judulnya fall, yang bunyinya "Ada fase dimana kamu harus mulai terbiasa dengan orang - orang yang mulai datang dan pergi begitu saja dari hidupmu. Pada saat itu kamu juga harus mulai belajar berhenti menunggu sesuatu yang tak akan kembali." 

Itu sebabnya kini aku jadi lebih menutup diri dan memikirkan perasaanku sendiri. Di dunia ini, ada orang - orang yang tertawa hanya untuk terlihat baik - baik saja, tertawa untuk menyembunyikan sedih dan rasa kecewa.
Aku sadar, banyak ketidak mungkinan yang akan melesat dari apa yang sedang ku harapkan saat ini. Kecewaku telah berhasil membangun dinding. 

Aku paham. Berkali kali aku mencoba menetapkan perasaanmu untukku saja, berkali - kali juga kau coba menukarnya dengan hati yang lain. 

Namun, setiap kali aku melihatmu marah lalu memelukku, saat itu aku tahu bahwa perasaanmu pun memelukku sepenuhnya. Emosi membuatmu jauh lebih jujur dari dinginnya marah yang tak bisa kita debatkan tiap kali kita mengemas kecewa.

Ketika sepasang mata coklat itu sedang sendiri, dia hanya mengingat ini; "Kau adalah seseorang perempuan yang amat ku sayang setelah perempuan yang sudah melahirkanku ke dunia."
Aku bahagia dengan ribuan terimakasihmu. Bersamaku meski tak selama kau dengan perempuan yang melahirkanmu.

Kali ke berapa kita sudah melewati perseteruan yang tak pernah kita ingin ini.
Aku yakin, seseorang di luar sana akan berusaha menarikmu jauh lebih dalam dari perasaan yang sudah ku tumpahkan kepadamu. Ia akan berusaha menjadi yang terakhir, bukan jadi seseorang yang hanya hadir untuk mampir.

Kadang, aku berharap seseorang yang sedang kau harapkan itu adalah aku.

Namun, untuk saat ini mungkin aku keliru.

Teruntuk pemilik sepasang mata coklat yang saat ini sedang berusaha menulis sebuah pesan untuk dirinya sendiri; "tidak ada yang tahu bahwasannya perasaan bisa saja saling menyakiti tanpa aba - aba terlebih dulu. Tanpa permisi, perasaan juga bisa berkeliaran kemanapun."

Aku ingin melupa pada titik yang telah menderas yang telah melumat segala percayaku kemarin. Kamu disini sebagai hangat yang tak lagi ku dapati. Yang menawarkan segala apa yang kini sedang kucari. Kamu, sebagai bentuk dari apa yang pernah ku inginkan. 

Bukan lemah. 
Kadang menyerah adalah pilihan terbaik. Ketika semua usaha selalu terbentur kenyataan yang tidak memihak. 

Hujan nampaknya masih terus melampiaskan kesedihannya, mungkin langit sedang merindukan tanah yang mengirimkan pesan lewat hujan. Tak akan ada terik hari ini. Biar bumi tetap redup dengan dingin yang di basuh hujan.



0 komentar:

Post a Comment