Sebuah form untuk di ingat



Aku menemukan bab ini!

Dari buku "Catatan Kriuk untuk si single", mungkin aku termasuk kategori Single Depressive: Ini tipe single yang paling berbahaya dan biasanya orang dengan tipe seperti ini adalah seseorang yang dulunya sempat berpacaran tetapi memutuskan untuk single karena ada trauma dengan mantan. Akibatnya cenderung tidak mempunyai pandangan ke arah masa depan, pesimis (beranggapan bahwa sulit menemukan seseorang yang tepat), dan merasa kalau dirinya tidak berguna.

💌💌💌

Tak mudah menjadi riang agar orang lain tidak tahu rasanya sedih.
Tak mudah menulis seperti ini agar aku tak dibilang ingin di perhatikan. 
Tapi alasan ku menulis karena, aku tahu ada orang sepertimu diluar sana.

Satu hal ini; bukan kenal lalu menghilang, kita bukan kasus yang sering terjadi di media sosial, lalu aku dan kau sama-sama masuk daftar pencarian orang hilang.
Ketika tak sengaja merasa berpapasan dengan seseorang yang membuat jantung berdegup kencang, napas tersengal-sengal, dan dada terasa sesak, maka disitulah aku berjuang keras untuk membersihkan segala atribut yang sudah melekat, status single tak beraturan.
Jangan kan memandang, aku belum tahu apa kau sekedar hidup di sebelah sana, lalu memperhatikan tulisan tangan ini.

Aku belajar memposisikan hati senetral mungkin, agar tak ada kesalah pahaman.
Dengan lancang mengakui kebenaran yang belum meyakinkanmu. Aku beranjak senang!

Bagaimana pendapatmu?
Tidakkah kau anggap aku biasa saja. Seperti orang yang belum pernah  bertemu sekalipun.  
Sifat khas yang kau miliki; selalu ingin penjelaskan dari maksud yang sendiri telah kau mengerti.
Kau ingin tahu?
Atau sekedar ingin membaca semua alasanku.
Alasan yang sebelumnya tak hanya ku cerna dengan logika, sudah ku analisis lewat fikiran, ku jelaskan dengan hati nurani.

Pembicaraan kita semakin riuh, kau sibuk mengamankan pertanyaanku, dan aku sibuk dengan jawaban yang masih jadi angan - angan.
Angin gerah sudah menganak di punggungku. Aku mencari kalimat sepsesifik mungkin agar kau mengerti perkataanku, agar kau mengerti bagaimana memahami wanita sepertiku. 
Tadinya aku menduga, saat aku jujur denganmu akan ada pertanyaan yang bertubi - tubi datang kepadaku. Mirisnya aku yang sdah terlanjur mengakui perasaan lebih dulu.
Aku bisa saja memberontak atau menolak untuk mengatakan semua hal tadi kepadamu, tidak lagi ingin menentang perasaanku.
Namun, bagaimanapun, aku hanya berusaha meluruskan kekeliruan yang menyimpang di dalam hatiku. Ketahuilah, tidak ada hari yang sial ataupun buruk mengenalmu, malah sebaliknya, kau berhasil memberi warna lain dari warna yang pernah ada di hidupku.

Tak lebih, aku hanya mampu melempar senyum manis ini, wanita berlensa cokelat dengan hidung yang tak begitu sempurna, membalas satu demi satu chat darimu.
Media sosial yang membatasi cerita kita setiap hari, ujian dari media sosial mengakibatkan rindu memburuk, ambisi yang menggebu-gebu, ku fikir hanya sedang tidak sabar kalau nanti nyatanya kau melihatku tak sesuai harapan. Keluar dari kenyataan membayangkan aku seperti apa.

Kali ini aku pasrah, di tinju dengan pertanyaan membosankan; mengapa aku menyukaimu. Seperti ada cairan oli yang melumas hatiku untuk tetap tenang menghadapimu.
Aku sudah lebih baik dari sebeblumnya. Wajar bila kau terus menanyakan perihal sayang.
Sudahlah, itu memang salah satu konsekuesi dari kejujuran yang ingin ku tolak untuk di jelaskan.

Selain itu yang harus ku ingat, aku hanya akan terus menulis, ketika aku memutuskan untuk punya perasaan sedikit lebih dari teman kepadamu.
Keliru? tenanglah, secepat mungkin aku akan keluar dari mimpi ini, megubris semua ketidak nyataan yang belum bisa ku genggam dari dekat.

Dari seluruh hari di dunia ini; Suatu hari aku ingin menghilang bersamamu, meski ku dapat bersih hanya setengah hari sekedar memperhatikanmu, tanpa suara lain selain suara perut kita yang sedang lapar. Kita bisa menggila bahkan menghilang jika kau menginginkannya.
Kita butuh ketenangan, merasakan kehadiran masing - masing.
Pun ada saatnya juga kita bercanda gurau melihat senyum masing-masing.
Lebih baik ku tulis pesan tak bernada, namun bisa kau baca di setiap waktu luangmu.
Lengkap bila kau balas pesan itu di atas blog yang tak bernyawa ini.
Tetaplah menjadi kau seperti ini, sekalipun kau sedang bosan.

Aku tak tahu harus berbuat apa dan bersikap seperti apa. Namun, dari minggu pertama hingga minggu - minggu seterusnya, aku terus menjadikanmu sebagai alasanku tertawa seperti ini.
Nampaknya kita bertemu untuk saling menertawakan kehidupan yang sementara ini, yang terus di permainkan waktu kapan, dimana dan bagaimana kita bertemu.
.

Note: "Selalu ada alasan memikirkan hal yang tak lain adalah semangat baru, karena~mu"

0 komentar:

Post a Comment