Wednesday, October 30, 2019

Kembali bercerita tentangmu

0

Kembali bercerita tentangmu. Seorang penuh kehangatan yang kadang angkuh dengan perasaannya.

Masing-masing dari kita perlu saling merendah. Tak perlu menilai siapa yang salah ,bersalah, dan yang patut di salahkan. Tapi, nyatanya demikian, menjalankan tidak semudah apa yang di fikirkan. Perihal cinta memang tidak selalu menyenangkan, terkadang bisa sangat menjatuhkan.

Kita telah menghabiskan bermenit-menit untuk saling mendiam diri. Terpaku pada tumpukan bara api yang memerah. Sesekali kamu menghela nafas, seakan ingin mengungkapkan tetapi tidak mahir di sampaikan. Api meredup, mataku berkunang-kunang meyiapkan latar tempat yang lebih gelap.

Kemarilah sebentar. Aku ingin bercerita sedikit tentang  kita, sepertinya kamu berhak tahu. 
Ialah aku, perempuan yang di pertemukan tanpa sengaja dengan laki-laki sepertimu. Kamu perkenalkan dirimu, menakhkikan paragraf prelude hikayat cinta terindah pada masa itu. Menjemput dan memberiku peran sebagai sosok segalanya bagimu. 
Ku akui bahwa kamu adalah laki-laki yang sungguh perhatian, mengkhawatirkan hal sederhana hingga aku sering jatuh cinta untuk ke sekian kali.

Ya, aku begini adanya, bersikap selayaknya perempuan yang berfikir menggunakan rasa. Aku juga mengakui bahwa menghilang bukan langkah menyelesaikan masalah yang baik. Akan ku benahi semua segala kurangku agar kamu bisa lebih nyaman saat kembali meminta peluk. Akan ku hias diriku dengan pengertian dan rasa sabar. Untuk memulangkan hati yang sempat kacau.

Sekarang, ku gantungkan semua harapan ke pencipta alam. Ku biarkan semesta yang menjawab segala pertanyaan. Perihal kekecewaan, memang sangat wajar ada di antara cinta dan pengertian. Diantara percakapan yang sudah - sudah, aku meraba-raba percayaku untuk kembali se-netral mungkin menghadapimu.

Benar adanya bahwa kita pernah sama-sama mengaminkan harapan, dan memilih saling mengusahakan. Sedang yang kurasa kini, aku berjalan sendiri tanpa bermimpi. Tanpa sosok seseorang sepertimu yang mengajarkan segala hal baik, tanpa sosok yang melapangkan waktu untuk bisa bersama-sama.

Aku ingin pergi  jauh, kembali ke musim yang melahirkan segala ketenangan. Menyudahi rangkaian babak percintaan yang tak bisa di paksakan. Menghapus rindu dan cemburu yang tak mampu lagi menghangatkan.


0 komentar:

Post a Comment