Thursday, October 24, 2019

Bukan karena

0

Sejak mengambil keputusan hari itu. Aku memutuskan untuk menjadi diriku yang lebih keras dari apa yang pernah kulakukan. Aku lebih aktif dari biasanya, dari yang sebelumnya bermalas malasan. Aku menghabiskan tenaga lebih banyak untuk menyibukkan diri dengan hal di luar kebiasaan tidur. Aku mencoba memperbaiki segala hal yang masih lemah di diriku. Aku memperkuat hati, juga pikiran. Seseorang yang pernah kamu diamkan selama ia memperhatikanmu itu akan menjadi biasa-biasa saja. Seseorang ini tak lain dari sekedar teman biasa di sekitarmu. Nanti, sewaktu - waktu kamu merasa rindu denganku, coba ingat saja kenangan - kenangan yang sudah tabu di ingatanku.

Kamu yang belum tahu sekeras apa usahaku. Kamu yang sebatas iya-saja menanggapiku. Tidak pernah akan benar-benar paham bagaimana isi kepalaku. Namun, dengan begitu kamu pula akan sadar jika seseorang yang sering memperhatikanmu berubah halu, memilih tidak ingin memperhatikan lagi. Mengasingkan diri menjadi orang lain di depanmu.

Aku memilih terus memperbaiki diriku, bukan karena ingin terlihat sempurna di depanmu. Bukan karena di matamu, aku tidak lebih penting dari sekedar sikap angkuhmu itum. Tetapi, aku memang harus menjadi lebih baik lagi sekarang dan masa yang akan datang. Tidak harus menunggu, antara aku atau kamu yang lebih dulu bisa move on. Sebab, semakin larut dan menyesali hal yang sudah terjadi kemarin akan membuang-buang waktu dan energi. Kamu boleh memandangku sebagai masa silam, yang pernah ada di posisi ini. Aku akan menelan semua pandangan itu. Aku tidak akan marah, tidak akan membencimu, meski mungkin diam-diam kita akan sama - sama sedih.

Semoga suatu saat nanti, semesta berpihak menyatukan suara hati yang dulunya tidak begitu di dengar. Menerka semua ketidak mungkinan menjadi mungkin. Namun bila takdir sudah berkata lain, hukum alam pasti akan terjadi. Entah berapa dalamnya kesakitan dan keharuan dari sebuah kerelaan yang sudah di jalani. Semoga kamu tidak lupa, kamu pernah se-penasaran itu denganku, sampai rasanya aku dibuat takut. Kamu pernah mengganggapku sangat berharga dari sikap dinginmu.

Aku terus memperbaiki diriku, bukan karena untuk membuktikan apa-apa kepadamu. Aku hanya ingin membuktikan bahwa, aku layak hidup lebih baik, lebih kuat dari hari ini. Aku bukanlah seseorang yang selayaknya diabaikan. Tidak seharusnya, sebab aku belum sampai ke masa terbaikku.
Semoga apa yang ku aminkan, menjadi kenyataan nantinya. Lapang dada menerima semua kenyataan, dan ikhlas untuk merelakan yang sebenarnya memang bukan menjadi milikku.










0 komentar:

Post a Comment