Tuesday, November 13, 2018

Suara penenang dari laut

0

Mereka bilang butiran pasir yang menyentuh akan selalu menghadirkan kehangatan. 
Deburan ombaknya tak jarang membawa pergi semua kenangan. 
Beda halnya dengan tepi yang hanya menyajikan butiran pasir halus.
Dasar paling dalam dari pantai ialah matamu.
Bisa melihat pagi, senja, malam, sampai bertemu lagi esok pagi.
Bisa mendengar tawa, marah, dan gemuruhmu yang kadang menakutkan anak kecil.

Angin semilir menghempas wajah dan tubuhku. 
Menyeret imajinasi ke dasar paling bawah dan dalam.
Ada banyak hal yang ku temui saat melihatmu di kedalaman.
Warna warni kehidupan yang tumbuh di tempat indah selain daratan. 
Tumbuhan karang jadi hiasan, ikan warna warni yang lalu lalang. 
Ada juga sisa bangkai kapal yang tenggelam puluhan tahun lamanya.

Coba Lihat. Sesabar inikah hatimu? 
Orang lain dengan enaknya menikmati mu diatas sana, membuang segala kesah dan menceritakan semua kesedihannya. 
Mereka seenaknya menenggelamkan diri ke pelukanmu, membiarkan puing dari sisa kenangan yang sebelumnya sudah di tangisi di luar sana.
Kau rela menyimpan semua kesah itu dan mengabadikannya sepanjang masa.

Amukan mu tak di dengar. Kecewamu tak di tanggapi. 
Setiap saat kau hanya bisa bicara lewat desiran ombak. 
Mereka tahu, kau sedang mencoba menghibur. 
Karna tugasmu memberi ketenangan lewat suara desiran itu. 
Mereka berdamai dan kembali tersenyum berkatmu.

Dari terbit pagi hingga tenggelamnya senja, kau tak hentinya bergemuruh, ombak demi ombak menyambut hangat kau di permukaan.
Berjam-jam aku memandangmu di permukaan aku semakin sedih. 
Adakah yang tahu, jika sebenarnya kau tak ingin orang lain terluka.
Jika tepinya saja bisa menyeret luka, lalu bagaimana saat sudah terlanjur tenggelam? 
Akankah aku melewatkannya? Atau, ku biarkan saja tubuhku tenggelam?
Maka sebenarnya kau tak mampu mencegah siapapun yang ingin menyelamimu. 
Se-tak ingin apapun kau menjadi ombak, laut tetaplah laut, kau tetaplah bagian dari alam semesta yang tak dapat dipisahkan dari badan bumi.

Kalau begitu. Tetaplah menjadi dirimu
Siap dengan segala mungkin dan ketidak mungkinan yang akan datang.
Apapun itu, aku yakin dengan ombakmu saja luka yang akan kau dapat akan hilang. 
Ia akan lenyap bersama malam yang siap menenggelamkan senja di bawah garis cakrawala.

0 komentar:

Post a Comment