Monday, November 20, 2017

Catatan suatu malam

0

Teruntukmu Puisi
Kulantunkan bait demi bait
Ku kisahkan syair demi syair
Ku tenggelamkan kisahnya, dan ku tinggikan kelamnya
Entah Pengorbanan atau kehancuran teruntukku
Sang malam berganti senja, hingga rindu terbakar kejam
Ku inginkan kisahnya, namun kau hancurkan rasanya
Kau raba tiap syair, serta ku lihat jemari maknanya
tapi hanya sang penyairlah yang mengerti alunan rasamu
Puisi, adakah kisah untukku, sesekali memohon padamu
Tolong sampaikan lamunanmu, hingga sang fajar kembali terbenam

                                                                                     Puisi by: A.W

Hidup: Aku tenggelam dan menyala. 
Menghembus udara dan menggigil kedinginan. Ini di luar perhitungan, waktu menyita semua kesibukan dari kerinduan.
Bila cahayaku hilang, rindu tinggal bekas yang pernah melumuri seluruh tubuhku.
Aku menganggut manggut, maka kau hanya tersenyum.

Siang dan malam berakhir menjadi hari ini. Perlahan hilang ditelan jam demi jam. Sementara udara  tetap dingin antara pepohonan rindang. 
Tiba senja, semua pulang, keadaan kembali tenang.
Tahukah kau, mataku menjulang tajam, kaki menginjak tanah basah, masih menikmati suara yang tak pernah nyata.
Nanti; berakhir seperti pertama kalinya, antara tahu dengan tidak, diam - mengamati, lalu menyala membakar sepi.
Berkelut dengan malam; cuma kebisuan antara satu kota ke kota lain.
Aku berkata kepada malam ini; "Tolong surutkan semua mimpi yang cuma merusak otakku".
Aku bosan bicara bila semua kota tak memberi topik cerita tentangmu.


The end


0 komentar:

Post a Comment