Thursday, December 21, 2017

Aku berteriak dengan tulisan

0

"Aku tidak tidur"
Aku hanya terpejam.
Aku tidak hanya diam, mulutku bicara keras dalam hati.
Kau tidak mendengarnya, namun aku selalu menyebut mu di baris - baris doa.

Iya, aku memang pura - pura tuli, aku mencoba tidak mendengarmu.
Aku tidak perduli dengan awalnya. Bagaimana akhirnya ku putuskan untuk jatuh dan cinta. Aku tidak perduli rasamu akan bertahan sejauh apa.
Biarlah yang aku tahu saat ini kamu mencintaiku lebih dari kau mencintai diri sendiri.

Terimakasih karena kau memilih untuk menyayangiku. Kau pilih lawan bicara yang kadang tak sepadan. Namun sejujurnya aku paham dengan semua perasaanmu.
Terimakasih bersedia menempatkanku di hatimu.
Terimakasih telah membuatku merasa dimiliki setiap hari.
Terimakasih tidak mengurangi rasamu yang sudah memilih bersamaku.
Karena kamu menyediakan ruang yang besar di hatimu, aku memilih masuk untuk singgah selama kau belum berbiat mengusirku.

Kau berani mengobrak abrik ceritaku. Kembali kau jadikan rubik yang harus ku susun ulang.
Untuk sebuah waktu yang harus di tentukan oleh takdir.
Lalu dengan sabar ku susun ulang semua kerumitan dari rumus yang belum pernah cepat ku pecahkan. Bisakah tersusun rapi atau kembali berantakan.

Semoga kau paham arti kesabaran ku selama ini. 
Karena saat kembali bertemu denganmu, menetap adalah pilihan.
untuk sebuah cinta , kau hanya perlu menerima, bagaimana waktu menjawabnya.
Lalu berkorban, sebesar tekad ingin memenangkan.

Hatimu bukan hal yang bisa ku temuai saat-saat saja. Aku tak se jahat itu. Tapi aku tahu caranya memperjuangkan hatimu. Aku bisa memperjuangkanmu lebih dari ini.

Teruslah bersabar dengan pilihanmu berada di dekatku. Kau pasti akan temukan akhir dari waktu penantianmu.
Entah itu memilih untuk tetap tinggal di hatiku, atau pergi dan tak pernah kembali lagi.



0 komentar:

Post a Comment