Tuesday, December 5, 2023

Sedikit Dialog rasa

0

Belakangan ini aku sering sekali menangis, bahkan hampir setiap hari.

Banyak hal yang terfikirkan begitu saja di benakku, seolah - olah semua itu akan sangat sulit bagiku kedepannya. Tak ada habisnya jika memikirkan hal yang tak seharusnya lebih dulu ku fikirkan. 

Sambil mengusap hingus yang tak berhenti keluar, kudapati wajah yang terlihat semakin menua di depan cermin, "Kenapa sekarang keadaan bisa seperti ini?"
Dulu aku santai,
Dulu se-anteng itu menjalani hari - hari,
Dulu baik - baik saja kalau ada masalah, bisa di bawa tertawa, bahkan ku bagikan ke teman dekat.
Sekarang, mata kena angin saja dijadikan alasan untuk menangis, sampai ku kira yang basah bukan lagi hidung karna hujan terus turun.

Seiring berjalannya waktu, tiba di titik ini, ada kalanya rindu masa - masa sebelum aku jadi banyak murung, sangat rindu sampai apa saja yang ku lakukan terasa salah.
Mau tidak mau, terima tidak terima, semua pilihan bukannya sudah ada suka - dukanya, ada konsekuensinya. Tak selamanya masa - masa tenang seperti dulu bisa dirasa lagi. Seperti aku yang tak pernah mengira takdir membawaku ke hari ini.

Banyak dari deretan masalalu yang tidak bisa begitu saja sembuh karna waktu, sebagian masalalu yang ku pilih untuk di ingat memang yang indah - indah saja, agar hari - hari berjalan lancar tanpa harus kembali menangis seperti saat mengingat luka. Sayangnya, aku belum begitu pintar meng-iklhaskan masalalu yang tak bisa ku terima sampai hari ini, yang kadang membuatku makin marah kala teringat.
dan, tiba - tiba saja lewat tangis aku bisa menghapusnya walau sebentar.

Tidak apa - apa bukan? 
Walau saat ini masih belum bisa sepenuhnya mengontrol perasaan, masih ada hal baik yang bisa ku miliki untuk tetap menguatkan dan membuatku tersenyum. 

Biar saja jika perlu puluhan hari, bahkan puluhan tahun untuk bisa membaik, akan ada waktunya semua luka dan sedih itu pergi untuk selamanya.




Saturday, April 1, 2023

Kita dan hiruk - pikuk kesibukan

0

Pagi pukul enam tiga puluh. Teh hangat, gumpalan embun, dan lantunan musik selow dari spotify. Masih terlalu dini untuk muram di balik dinginnya tetesan air sisa fajar. Seperti layaknya kabar yang sudah di nanti - nanti, aku merasa bahwa nada - nada ini tak cukup membuat hatiku getar.

Menunggumu sejak lama sudah jadi kebiasaan. perihal nyaman, itu jadi urusan belakangan, toh kamu juga sudah tahu harus bagaimana menanggapinya.

Lain dengan embun sebelumnya, embun pagi ini mengantarkan ungkapan yang tak sempat. Tentang waktu yang tak tepat, dan kamu yang tak bisa ku rangkul erat. 
Seberapa ingin aku membagi kisah yang bukan menjadi sebuah keharusan. Memaksaku untuk cukup tersenyum seadanya.

Disini, aku bukannya menuntut, bukan ingin maksamu, aku hanya ingin berpesan untuk kita yang terus berjalan ke depan.

Aku paham bahwa duniamu tak melulu tentang aku, pun demikian denganku yang tak selalu melihatmu setiap detik, juga memikirkanmu.
Kita sama - sama punya kesibukan dan urusan. Segala apa yang kamu tuju besok dan besoknya lagi, bahagiakanlah dirimu sendiri, sebelum kembali lelah dengan semua ketidakpastian. 

Kali ini dengarkan aku. Jika suatu saat nanti kita saling lupa karna urusan masing - masing, ingatlah kita pernah hangat saat pertama memulai cakap, kita pernah sedekat nadi untuk saling mendapatkan perasaan satu sama lain, dan memulai kasih sayang. 
Pada saat yang bersamaan, tak perduli dengan apa yang sudah kita jalani, kembalilah pada ingatan dimana kita bisa saling merindukan, menyayangi, bahkan mencintai satu sama lain.

Dan, jadilah kita jiwa yang mampu saling menguatkan entah bagaimana caranya, bukan saling melupakan. Karna melupakan adalah hal yang tak mungkin bisa terhapus dari ingatan.

Terimakasih sudah mendengarkan....














Friday, March 3, 2023

Blogger

1

Halo Blogger. 
Sudah lama sekali ya.
Semenjak berhenti nulis diary, sekarang aku kebanyakan nongkrongin kamu, walau cuma di liat - liat aja, di perhatiin, sampe aku lupa merhatiin diri sendiri.

Aku sengaja ke kamu terus nulis sampe nangis terus aku hapus lagi, nulis lagi, terus ketawa malu kenapa aku bisa sampe nulis kek begitu. sampe akhirnya banyak banget draft tulisan yang cuma jadi bahan pelampiasan tanpa di share ke publik. 
Sebegitu kecilnya nyali sekarang. Punya mimpi jadi penulis tapi bingung gimana mulai dan cari arahannya. 

Kadang, ada penyemangat dan inspirasi, kadang juga penyemangat dan inspirasi itu di rusak sendiri.
Biarpun begitu, aku masih pede aja nulis sesukaku, masih pede aja ceritain semua keluh kesahku ke kamu. Aku juga gak malu sama diri sendiri.
Berharap kelegaan hati aja sih cerita ke kamu,meskipun tulisan ini masih ga jelas arahnya kemana dan maksudnya apa. Gapapa ya? Ga semua hal yang di tulis ini bisa di pahami orang di luar sana, (yang tahu dan suka baca blogger kamu). 
Emang ada?
Ga ada yang komen. Jadi wajar dong kalau ga kebaca juga di google.com
Ya udah. Tidur gih, kasihan mata, udah lelah.
Nanti kita nongkrong lagi ya :)
Seeyou